MAKALAH FIQIH IBADAH BAB (PUASA) TERLENGKAP
MAKALAH FIQIH IBADAH BAB (PUASA) TERLENGKAP
nih saya kasih makalah fiqih ibadah bab (puasa) terlengkap, semoga bermanfaat untuk anda.
MAKALAH FIQIH IBADAH
(PUASA)
Dosen Pembimbing :
Muhammad Alauddin
Penyusun :
Rizky Maulana (121611021)
Febi Dian Saputra (121611022)
Ridaul Hasanah (121611018)
SEKOLAH TINGGI TEKNIK QOMARUDDIN
GRESIK 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Puasa”. Makalah ini disususn bertujuan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Fiqih Ibadah.
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Muhammad Alauddin. selaku dosen mata kuliah Fiqih Ibadah dan kepada segenap pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa paper ini jauh dari kesempurnaan, masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan malakah ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
Gresik,23 Mei 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................
2.1 Definisi Puasa ...........................................................................................................
2.2 Dasar Hukum Puasa .................................................................................................
2.3 Hikmah Puasa ...........................................................................................................
2.4 Keutamaan Puasa ....................................................................................................
2.4 Hubungan Puasa Dengan Kehidupan Masyarakat ...............................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................
3.2 Saran ........................................................................................................................
DATAR PUSTAKA ..........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang muslim, sudah menjadi suatu kewajiban untuk menjalankan perintah Allahdan menjauhi larangan Allah, manusia diciptakan tidak lain tujuannya untuk beribadah kepada Allah, seperti yang kita ketahui agama islam memiliki lima rukun islam yang salah satnya adalah ibadah yang dilaksanakan oleh orang muslim yang memerlukan kekuatan fisik yaitu puasa, namun kenyataannya banyak umat islam yang tidak melaksanakan nya.dikarenakan mereka belum mengetahui manfaat dan hikmah puasa bahkan banyak yang tidak mengetahui pengertian puasa, dan bagaimana menjalankan puasa yang baik dan benar.sangatlah rugi bagi kita jika sudah berpuasa tetapi tidak mendapatkan pahala. oleh karena itu pada makalah ini kami akan memaparkan dan mencoba menjelaskan tentang puasa mulai dari definisi puasa, macam macam, tujuan, permasalahan trentang puasa di Indonesia serta hikmah puasa.
1.2 Rumusan Masalah
· Definisi dan Dasar Hukum Puasa
· Hikmah dan Keutamaan Puasa
· Hubungan Puasa Dengan Kehidupan manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Puasa
Pengertian As-Shaum (puasa) menurut bahasa adalah menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah agama (syara’) adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan syarat-syarat tertentu.
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa”. (Al-Baqarah:183)
Dari pengertian syara’ tersebut dapat ditarik makna bahwa puasa atau shiyam adalah satu ibadah kepada Allah denga syarat dan rukun tertentu dengan jalan menahan diri dari makan, minum hbngan seksual danlain lain perbatan yang dapat merugikan atau mengrangi makna atau nilai daripada puasa, semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari.
Pengambilan makan dari pengertian puasa tersebut maka alghozali dalam ihya’ ulumuddin membagi tingkata puasa itu dalam 3 tingkatan yaitt puasa umum, khusus dan puasa khusus al khusus.
Puasa umum adalah puasa dengan hanya menahan diri dari makan minum dan berhubungan seksual sedangkan puasa khusus disamping pengertian umum diatas ditambah dengan menahan diri dari perkataan.pandangan penglihatan dan perbuatan anggota tubuh yang cenderung kepada hal yang kurang baik /tidak pantas.adapun tingkatan ketiga puasa khusus alkhusus disamping pengertian dua diatas ditambah lagi dengan puasa hati dari segala maksud dan pikiran duniawi.
2.2 Dasar Hukum Puasa
Puasa sebagai bagian perwujudan dari aktifitas ibadah kepada Allah swt. Kehadirannya selalu dinantikan oleh sebagian besar umat Islam, sebab puasa di bulan ramadhan merupakan ajang pertemuan langsung antara hamba dengan sang Kholik.
Ajang pertemuan ini sebagai arena untuk mewujudkan beberapa impian yang terpendam dalam benak, untuk dapat melakukan dialog secara intern dengan Allah swt. Sebab dalam keseharian, manusia selalu dibanjiri rutinitas kerja yaitu aktifitas harian yang hanya mempersoalkan masalah duniawi.
Kewajiban puasa dalam Islam baru ditetapkan pada periode Madinah (622-632), sebagaimana yang berlaku pada kewajiban ibadah lainnya. Puasa disyariatkan pada tahun ke-2 hijriyah setelah arah kiblat dalam salat dipalingkan dari Masjidil Aqso di Yerusalem ke Ka’bah (Baitullah Mekah). Ada pula yang berpendirian bahwa pensyariatan puasa terjadi pada tahun ketiga hijriyah. Ini artinya puasa merupakan ibadah yang sudah ditetapkan Allah supaya hamba-hamba-Nya melaksanakan apa-apa yang telah diperintahkan.
2.3 Hikmah Puasa
Hikmah berpuasa yang kita dapatkan ini tentunya berkaitan erat dengan amalan puasa yang kita jalani dan tentunya amalan pada puasa ramadhan bukanlah hanya menahan makan dan minum saja, melainkan juga menjalankan amalan ibadah Ramadhan lainnya, seperti bersedekah, Itikaf, Silaturahmi, Menghindari diri dari yang haram, dan banyak lagi. Berikut ini merupakan sebagian dari Hikmah Puasa:
- Melatih Disiplin Waktu
Untuk menghasilkan puasa yang tetap fit dan kuat di siang hari, maka tubuh memerlukan istirahat yang cukup, hal ini membuat kita tidur lebih teratur demi lancarnya puasa. Bangun untuk makan sahur dipagi hari juga melatih kebiasaan untuk bangun lebih pagi untuk mendapatkan rejeki (makanan).
- Keseimbangan dalam Hidup
Pada hakikatnya kita adalah hamba Allah yang diperintahkan untuk beribadah. Namun sayang hanya karena hal duniawi seperti pekerjaan, hawa nafsu dan lain-lain kita sering melupakan kewajiban kita. Pada bulan puasa ini kita terlatih untuk kembali mengingat dan melaksanakan seluruh kewajiban tersebut dengan imbalan pahala yang dilipatgandakan.
- Mempererat Silaturahmi
Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid.
- Lebih Perduli Pada Sesama
Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa gratis. Sholat bersama di masjid, memberi ilmu islam dan banyak ilmu Islam di setiap ceramah dan diskusi keagamaan yang dilaksanakan di Masjid.
- Tahu Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan
Tujuan puasa adalah melatih diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi jika tujuannya gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa. Jadi kita terbiasa berorientasi kepada tujuan dalam melakukan segala macam amal ibadah.
2.4 Keutamaan Puasa
Puasa merupakan tempat pembinaan bagi setiap muslim untuk membina dirinya, di mana masing-masing mengerjakan amalan yang dapat memperbaiki jiwa, meninggikan derajat, memotivasi untuk mendapatkan hal-hal yang terpuji dan menjauhkan diri dari hal-hal yang merusak. Juga memperkuat kemauan, meluruskan kehendak, memperbaiki fisik, menyembuhkan penyakit, serta mendekatkan seorang hamba kepada Rabb-nya. Dengannya pula berbagai macam dosa dan kesalahan akan diampuni, berbagai kebaikan akan semakin bertambah, dan kedudukan pun akan semakin tinggi.
a. Puasa adalah Jalan Meraih Takwa
Allah Ta’ala menyebutkan dalam ayat di atas mengenai hikmah disyari’atkan puasa yaitu agar kita bertakwa. Karena dalam puasa, kita mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.Yang meliputi takwa dalam puasa adalah seorang muslim meninggalkan apa yang Allah haramkan saat itu yaitu makan, minum, hubungan intim sesama pasangan dan semacamnya. Padahal jiwa begitu terdorong untuk menikmatinya. Namun semua itu ditinggalkan karena ingin mendekatkan diri pada Allah dan mengharap pahala dari-Nya. Itulah yang disebut takwa.
b. Puasa adalah Penghalang dari Siksa Neraka
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
”Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.”
c. Puasa akan Memberikan Syafa’at bagi Orang yang Menjalankannya
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
”Puasa dan Al Qur’an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak. Puasa akan berkata, ’Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafa’at kepadanya’. Dan Al Qur’an pula berkata, ’Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya.’ Beliau bersabda, ’Maka syafa’at keduanya diperkenankan.’“
2.5 Hubungan Puasa Dengan Kehidupan Masyarakat
Dari segi masyarakat, suasana masyarakat yang baik dapat mendukung terlaksananya ibadah kita di bulan Ramadhan. Kita merasakan sendiri, kehidupan masyarakat kita di sekitar kita bahkan seluruh dunia akan berubah menjelang bulan Ramadhan. Banyak sekali gembar-gembor mengenai puasa. Saat sahur dan berbuka puasa, banyak yang mengadakan kegiatan bersama. Warung-warung dan restoran sebagian besar akan tutup saat jam-jam puasa. Suasana seperti ini, sedikit banyak akan membuat kita lebih semangat dalam menjalankan puasa Ramadhan.
Sekarang jika ditilik dari segi puasa. Salah satu manfaat puasa (utamanya puasa Ramadhan) adalah dapat menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Bagaimana tidak? Filosofi dari puasa itu sendiri adalah mengajarkan pada kita semua untuk ikut merasakan rasa lapar dan dahaga yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang kurang mampu. Sehingga akan tumbuh rasa kepedulian untuk saling membantu. Dari fakta tersebut sudah terlihat sekali bagaimana puasa dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Selain itu, diperintahkan memberi zakat (bagi yang mampu) saat bulan Ramadhan adalah salah satu langkah konkrit yang bisa dilakukan untuk menindak lanjuti rasa kepedulian sosial yang sudah tumbuh selama kita menjalankan puasa Ramadhan. Kita tidak hanya ditunjukkan bagaimana rasanya orang yg kurang mampu dalam menahan lapar dan dahaga, tapi kita juga diperintahkan untuk membantu orang-orang yang kurang mampu tersebut lewat zakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Puasa atau shiyam adalah satu ibadah kepada Allah denga syarat dan rukun tertentu dengan jalan menahan diri dari makan, minum hbngan seksual danlain lain perbatan yang dapat merugikan atau mengrangi makna atau nilai daripada puasa, semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari.
b. Ketentuan puasa meliputi; Syarat, Fardlu (Rukun), Sunnah, dan yang membatalkan puasa.
c. Tujuan puasa adalah untuk mencapai ketakwaan atau la’allakum tattaqun dan mendekatkan diri kepada Allah.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentu saja tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapakan saran yang membangun. Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu dunia fikih dan pendidikan khususnya dan menambah wawasan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
yah itulah beberapa kata yang saya buat untuk makalah fiqih ibadah bab (puasa) terlrngkap.
Bila anda suka dengan makalah ini, jangan lupa untuk share makalah ini ke sosmed.
Comments
Post a Comment